JERMAL


Film yang di rilis pada 12 Maret 2009, yang mencertitakan tentang seorang anak yang di ketemukan dengan bapaknya di sebuah jermal. Bermula dengan seorang bapak bisu yang membawa anak itu dari rumahnya ke Jermal karena ibunya sudah meninggal dunia, sebuah scene pun dibuka dengan sebuah kapal kecil mengarungi lautan di malam hari.
Film yang di sutradarai dengan tiga orang sutradara ini, ada RAVI BHARWANI, RAYYA MAKARIM dan ORLON SEUNKE, adalah film yang mencoba mengangkat kehidupan yang terjadi di jermal. Dengan melakukan pendekatan secara realis film ini dapat di lihat dengan cara bertututur nya yang linier dan dengan urutan waktu yang sebenarnya.
Chairil A Dalimunte adalah seorang guru yang dulu nya hidup dengan keluarga yang memiliki satu anak, tetapi dengan rasa cemburunya Chairil karena perselingkuhan istrinya dengan pria lain, akhirnya Chairil nekad membunuh pria tersbut, inilah kisah dari Chairil yang di ceritakan di jermal. Chairil hanyalah salah seorang yang bersembunyi dari kejaraan polisi dari tindak kejahatan yang di lakukannya.
Plot yang di berikan di dalam film jermal ini memliki plot yang sederhana saja, terlihat dari settingnya yang cumin hanya berada di jermal. Dan di sebuah kapal kecil. Karena pendekatan dari film jermal ini adalah pendkatan yang sangat realis, jadi alur cerita pun sedikit membosankan bagi penontonya. Cerita yang sering di paparkan dalam gambar, ketika anak dari Chairil ini sering sekali di ganggu dengan anak anak yang lainnya.
Chairil tidak mau mengakui bahwa anaknya yang sering di panggil oleh anak lainnya sebagai professor ini adalah anaknya, karena ia sangat membenci ibunya, tetapi karena ibunya sering sekali mengirim surat dan foto professor kepada Chairil, sehingga Chairil terpaksa dengan sentuhan naluri yang di rasakan Chairil terpaksa untuk mengakui Profesor kecil itu adalah anaknya, film ini sebenarnya menarik dari segi ceritanya, tetapi konflik yang terjadi pada cerita untuk begitu kurang untuk di nikmati, sehingga terasa bagi saya sedikit kebosanan.

Di ending film ini ketiga sutrada itu membuat akhirnya professor itu memaafkan ayahnya yang selama ini meninggalkannya dan mereka berdua pun harus pergi meninggalkan jermal. Ketika film itu selesai seakan film itu tidak memberikan kesan yang special bagi para penontonya. Bagi saya film adalah suatu media yang dapat menyampaikan pesan dan makna tertentu dari sutradaranya kepada audience yang menontonnya. Film dapat mengajarkan kita sesuatu hal yang berbeda dari kehidupan yang kita jalanin di dunia yang nyata ini.

Comments

Popular posts from this blog

Try to out of social media or detox

Ketika Bung Di Ende

Makna makna Fatamorgana