Ketika Bung Di Ende
“Ketika Bung Di Ende” Film soekarno
yang menceritakan tentang bagaimana kehidupan Bung Karno menjalani pengasingan
atau Tahanan Politik di Ende. Cerita yang melatar belakangin kisah masyarakat
Papua dengan lokasi Ende adalah sebagai salah satu setting latar dari Film
Tersebut dengan tahun 1933/1938.
Film ini memperlihatkan Sosial
Komunitas masyarakat Papua di Ende, di mana Soekarno sendiri yang pada awalnya
tidak dapat di terima oleh masyarakat Sekitar. Masyarakat di sekitar Ende takut
akan keberadaan soekarno di lingkungan mereka, bukan karena tidak ada alasan mereka
menghindari Soekarno, Karena Soekarno sendiri adalah tahanan politik dari
belanda itu sehingga siapa saja yang dekat bersama Soekarno maka akan di tegur
sama polisinya, pernah sekali msyarkat ende yang berprofesi sebagai nelayan
dekat denga Soekarno karena Soekarno melihatnya sedang menangkap ikan dan ia
berkenalan dengan nelayan itu, ke’esokan harinya polisi yang selalu mengawal
Soekarno di pecat sama belanda, inilah yang menjadi trigger utama masyarakat
untuk tidak mendekati Soekarno.
Labelling yang sudah melekat kepada
soekarno menjadikan alas an masyarakat Ende untuk tidak terlalu dekat dengan
Soekarno, hanya orang yang tak mengenal soekarno lah yang mau dekat dengannya.
Kebaikan kebaikan yang di berikan keluarganya di desa itu menarik perhatian masyarakat
Ende untuk bersimpati kepada Soekarno, dan perlahan demi perlahan masyarakt di
Ende dapat berkomunikasi dengan Soekarno tanpa mau tau apa status Soekarno itu
Sendiri.
Banyak permasalahan yang terjadi
pada Soekarno ketika ia di asingkan. dan banyak yang mempengaruhi di masaa itu
dengan ideology Maxirsme. Soekarno sendiri dengan pendekatan nya yang mampu
membuat masyarakt menjadi lebih berani dengan belanda, dari yang sebleumnya
masyarakt di Ende sangat takut kepada belanda bicara aja mereka sangat takut
dengan belanda itu sendiri.
Demi memperjuangakan kemerdekaan
bangsa Soekarno rela sesekali harus melanggar peraturan yang ada di tempat itu,
ia pernah mengajarkan kepada msyarakat Ende untuk memainkan sandiwara. Dan
waktu itu respon dari masyarakat Ende itu sangatlah Positive kepada Bung Karno.
Istrinya Inggit sampai mau mengadaikan perhiasannya untuk pertunjukan theater
itu. walaupun belanda pada awalya tidak mau mengizinkan pertunjukan theater itu
di putar atau di mainkan di desa itu, tapi karena kedektan Bung Karno dengan
salah satu pndeta yang ada Di Ende maka Pendita itu rela membantu Bung Karno
untuk pemutaran Theater di Desa Ende itu. Bukan Tidak ada Tujuan Bung Karno
Mempertunjukan tetater itu kepada masyarakat di Ende, tetapi Bung Karno Ingin
menyadarkan msayarakat di Ende untuk tidak percaya kepada hantu hantu yang
katanya menghantui danau di kalimotoe, dan arti dari makna pertunjukan itu
sendiri juga bertujuan untuk memperjuangkan kemerdekaan masyarakat di
Indonesia.
Film ini mampu memberikan kekuatan
nilai nilai dari social Komunikasi Bung Karno dan keluarganya, prilaku yang
sopan mau membantu warga masyarakat Di sekitar menjadikan sterotype tersendiri
untuk Bung Karno dan keluarganya selama menjalani pengsingan di Papua Desa Ende.
Contoh kehidupan social yang dapat mengajarkan kita akan bermasyarakat kepada
orang lain menjadikan nilai tersendiri di film ini untuk penontonya yang
menyaksikan “Ketika Bung Di Ende”.
Comments
Post a Comment